Situs sosialita Facebook saat
ini merupakan situs dengan pengguna terbesar di dunia. Begitu banyaknya
pengguna situs tersebut membuat Facebook menjadi lahan yang banyak digunakan,
tidak hanya sarana marketing tapi juga menjadi lahan empuk bagi pelaku
kejahatan “online”. Berikut ini adalah beberapa modus kejahatan yang pernah
terjadi dan tercatat dalam dunia kriminal :
1 . Surat cinta Ke “Facebooker”
Wanita.
Si
pengirim menyamar sebagai tentara, polisi, pilot, pengacara. Penipu
biasanya menggunakan foto orang asing berkulit putih. Setelah korban terbuai dengan rayuan gombalnya, pelaku akan melancarkan aksi atas nama cinta, si korban mengirimkan uang dengan beragam alasan, mulai dari pinjaman sampai modal bisnis bersama. Setelah mendapatkan uang, “sang pujaan hati” pun menghilang.
biasanya menggunakan foto orang asing berkulit putih. Setelah korban terbuai dengan rayuan gombalnya, pelaku akan melancarkan aksi atas nama cinta, si korban mengirimkan uang dengan beragam alasan, mulai dari pinjaman sampai modal bisnis bersama. Setelah mendapatkan uang, “sang pujaan hati” pun menghilang.
2. Penculikan Anak Di bawah Umur
Beberapa
bulan lalu sebuah media televisi melaporkan adanya penculikan seorang anak
remaja yang masih berusia belasan tahun (siswa SMP). Awalnya si korban
berkenalan dengan seorang pemuda melalui media sosialita Facebook. Dalam akun
Facebook nya pelaku kejahatan menggunakan foto orang lain yang lebih menarik
dari wajah pelaku. Dengan rayuan gombalnya sang pelaku berhasil mengajak si
korban untuk bertemu di suatu tempat dan mengajak nya untuk pergi meninggalkan
rumah selama beberapa hari sampai pelaku ditemukan tewas dalam keadaan
mengenaskan. Pihak kepolisian berhasil mengungkap kasus tersebut dengan
teknologi cybercrime.
3. Aplikasi Palsu (Scam)
Modus
lainnya adalah dengan membuat aplikasi tambahan palsu di Facebook untuk
menyebarluaskan “scam” atau informasi tipuan ke antarpengguna. Adapun aplikasi
palsu yang sedang digandrungi “Facebooker” remaja adalah aplikasi yang
memungkinkan pengguna mengetahui siapa saja yang melihat profilnya. Pertama-tama,
pembuat aplikasi akan meminta pengguna menekan tombol “Like” di halaman
tertentu. Selanjutnya, pengguna dibawa ke halaman survei “online” yang
sebenarnya dibuat untuk mengoleksi data pribadi, termasuk nomor ponsel, KTP,
alamat rumah dan sebagainya.
4. Menyebarkan Informasi Palsu
Model
penipuan laian adalah dengan cara menyebarkan informasi seperti ini : “Semua
profil harus diverifikasi sebelum 1 Mei 2013. Untuk menghindari ‘scams’ dan
akun yang tidak diverifikasi akan dihentikan”. Karena takut jika akun nya
ditutup, pengguna Facebook yang tertipu akan bergegas mengklik tautan di bawah
pesan yang sebenarnya mengarahkan ke halaman instalasi aplikasi Facebook. Layanan ini selanjutnya
akan meminta persetujuan pengguna untuk mengakses informasi pribadi yang
tersimpan di Facebook. Bahkan, izin itu juga memberikan keleluasaan kepada
pembuat aplikasi untuk mengakses foto dan konten atas nama Anda. Selain informasi pribadi, aksi menginstal
sembarang aplikasi juga akan membuka peluang pencurian kata kunci (password)
sehingga akun Facebook dengan mudah diambil alih dan digunakan untuk menipu orang
lain. Untuk itu berhati-hatilah dalam menggunakan Facebook
dan berinteraksi di dalamnya.